SYLVA MEDIA, PONTIANAK – Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Fahutan UNTAN) menerima kunjungan kehormatan dari Prof. Rene Booth pada Jumat (10/10/2025). Prof. Booth berasal dari Utrecht University, Belanda. Selain itu, beliau juga mantan Direktur Tropenbos Indonesia. Tujuannya adalah menjejaki peluang kolaborasi strategis antara Utrecht University dan UNTAN. Tropenbos Indonesia memfasilitasi kunjungan ini.
Simbolis Penanaman Pohon dan Diskusi Strategis
Jajaran pimpinan Fahutan UNTAN menyambut langsung kedatangan Prof. Rene Booth. Sebelum sesi diskusi, Prof. Rene Booth melakukan kegiatan penanaman pohon secara simbolis di lingkungan kampus. Sebab, kegiatan ini merupakan simbol komitmen bersama. Ini menunjukkan komitmen antara akademisi global dan Fahutan UNTAN terhadap konservasi. Komitmen ini juga penting untuk keberlanjutan sumber daya hutan.

Prof. Rene Booth dari Utrecht University melakukan penanaman pohon simbolis di lingkungan kampus Fahutan UNTAN. (Dok. SYLVA MEDIA)
Berikutnya, acara inti berlanjut dengan sesi diskusi. Dekan Fahutan UNTAN, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., IPU, memimpin langsung diskusi ini. Fokus diskusi adalah evaluasi dan pengenalan kembali kerja sama. Kerja sama tersebut telah terjalin antara Tropenbos Indonesia dan UNTAN.
Memperkenalkan Potensi KHDKT UNTAN
Fahutan UNTAN memanfaatkan kesempatan ini. Fakultas memperkenalkan potensi dan keunikan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UNTAN kepada Prof. Rene Booth. Kawasan ini merupakan laboratorium alam yang strategis. Terlebih lagi, KHDTK sangat ideal untuk penelitian hutan tropis dan keanekaragaman hayati. Harapannya, kawasan ini dapat menjadi lokasi potensial untuk kolaborasi riset internasional.
Oleh karena itu, kunjungan ini menegaskan posisi Fahutan UNTAN. Institusi ini aktif membangun jejaring global. Penjajakan kerja sama dengan Utrecht University ini diharapkan dapat membuka peluang pertukaran ilmu pengetahuan. Selain itu, peluang ini mencakup penelitian bersama dan peningkatan kualitas akademik. Semua ini berdampak pada keberlanjutan hutan Borneo.