Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura

Mahasiswa Magister Ilmu Kehutanan Fakultas Kehutanan UNTAN melaksanakan International Mobility Program di Bako National Park, Malaysia

Mahasiswa Magister Ilmu Kehutanan (S2) Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura bersama dosen Faculty of Resource Science and Technology (FRST) Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), dosen Fakultas Kehutanan UNTAN, tim Sarawak Forestry, serta masyarakat sekitar Taman Negara Bako mengikuti International Mobility Program for Community Service pada 13 September 2025 di Bako National Park, Sarawak, Malaysia.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Kehutanan UNTAN dan Faculty of Resource Science and Technology UNIMAS, yang bertujuan memperkuat jejaring akademik serta mendukung kolaborasi internasional dalam bidang konservasi hutan tropis dan pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan.

Program ini terdiri atas dua agenda utama. Pertama, Training on Mangrove Seedling Preparation and Planting, di mana peserta mendapatkan pembekalan teori mengenai ekologi mangrove, pemilihan propagul, teknik persemaian, hingga prinsip dasar penanaman. Kedua, Ecoprint Training, yaitu pelatihan memanfaatkan daun dan bagian tumbuhan sebagai media cetak alami pada kain. Kegiatan ecoprint ini sekaligus memperkenalkan alternatif pemanfaatan hasil hutan non kayu yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

Keterlibatan masyarakat sekitar Taman Negara Bako menjadi bagian penting dari program ini, karena memberikan ruang berbagi pengetahuan antara akademisi, praktisi, dan komunitas lokal. Hal ini sejalan dengan tujuan community service yang menekankan kolaborasi dalam menjaga ekosistem sekaligus memberdayakan masyarakat.

Dekan Fakultas Kehutanan UNTAN menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Partisipasi lintas pihak dalam program ini menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional untuk konservasi dan inovasi. Mahasiswa tidak hanya belajar dari sisi akademis, tetapi juga memahami nilai pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan hasil hutan yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir sinergi yang lebih kuat antara lembaga pendidikan, lembaga pengelola hutan, dan masyarakat dalam mendukung kelestarian ekosistem hutan tropis, khususnya mangrove, serta pengembangan inovasi ramah lingkungan seperti ecoprint.