Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura kembali menyelenggarakan Pulai Series ke-22 sebagai bagian dari program pengembangan kurikulum dan akademik. Mengusung tema “Optimasi LinkedIn dan CV Profesional”, kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 4 Juni 2025 di Aula Bungur, Kampus 2 Fakultas Kehutanan UNTAN, Pontianak.
Acara ini diikuti oleh 84 peserta, mayoritas berasal dari Fakultas Kehutanan UNTAN, dan sebagian dari fakultas lain, menunjukkan antusiasme lintas disiplin dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan global.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan UNTAN, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., IPU., yang menegaskan pentingnya kesiapan lulusan dalam membangun citra profesional melalui platform digital.
“CV adalah salah satu modal utama dalam proses rekrutmen. Mahasiswa harus aktif, bukan hanya hadir kuliah, tapi juga ikut organisasi dan lomba akademik,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara dunia akademik dan industri, seperti kerja sama melalui program Jabon Series dengan PT. Finnantara Intiga.
Materi Pertama: Strategi Bangun Personal Branding di LinkedIn
Faradiba, mahasiswa magister dari Wageningen University and Research, Belanda, membuka sesi materi dengan topik LinkedIn 101. Ia membahas strategi membangun profil profesional, mulai dari foto dan headline, hingga cara menjalin jejaring global.
“LinkedIn bukan sekadar media sosial, tetapi CV online yang terbuka untuk dunia. Jangan ragu mempromosikan keahlian dan pengalaman kalian, terutama dalam bidang kehutanan,” ujarnya.
Sesi Interaktif: Cara Mengemas Pengalaman & Tantangan Sertifikasi
Diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Reza, mahasiswa asal Kalimantan Timur, mengajukan pertanyaan reflektif,
“Kadang kita sudah lakukan banyak hal selama kuliah, tapi bingung bagaimana cara menampilkannya. Gimana sih cara mengemas aktivitas kecil jadi pengalaman yang menarik di LinkedIn tanpa terkesan dilebih-lebihkan?”
Faradiba menjawab, “Kuncinya adalah framing dan kejujuran. Tunjukkan kontribusi, gunakan kata kerja aktif, dan arahkan setiap pengalaman ke bidang yang ingin kamu tuju. Branding bukan soal besar kecilnya kegiatan, tapi soal makna dan dampaknya.”
Henki, peserta lainnya, bertanya seputar sertifikasi,
“Kalau kita punya pengalaman organisasi atau praktikum tapi tanpa sertifikat, apakah tetap bisa ditulis di CV?”
Menanggapi hal ini, Faradiba menegaskan bahwa bukti formal bukan satu-satunya ukuran. “Yang penting adalah peran, proses, dan hasil dari kegiatan tersebut. Bahkan pengalaman asisten praktikum bisa jadi nilai tambah jika dijabarkan dengan baik.”
Materi Kedua: CV Profesional dan Perspektif Dunia Industri
Sesi selanjutnya diisi oleh Octavianus Butar Butar, S.Hut., M.Hut., Presiden Direktur PT. Finnantara Intiga. Ia membagikan strategi menyusun CV yang ATS-friendly (Applicant Tracking System), lengkap dengan tips teknis dan psikologis untuk menarik perhatian recruiter.
“HR sekarang menilai bukan hanya skill dan knowledge, tapi juga attitude. CV yang rapi dan jujur bisa membuka jalan menuju wawancara,” tegasnya.
Tanya Jawab: Nilai, Organisasi, dan Bukti Kemampuan Nyata
Dalam sesi diskusi, Reza kembali bertanya,
“Sebagai user, apa yang sebenarnya jadi prioritas utama Bapak saat menilai pelamar baru? Nilai akademik, pengalaman organisasi, atau skill teknis?”
Pak Octavianus menjawab bahwa meskipun penilaian dimulai dari aspek akademik, pengalaman organisasi dan kepemimpinan adalah pembeda yang kuat. “Kami mencari orang yang bisa kerja dalam tim, punya potensi kepemimpinan, dan siap kerja lapangan. Superteam lebih dibutuhkan daripada Superman,” ujarnya sambil tersenyum.
Wulan Rahmadepi, peserta lainnya, juga bertanya:
“Saya punya pengalaman magang di bidang water management tapi tidak memiliki sertifikat. Apakah itu tetap bisa dicantumkan di CV?”
Pak Octavianus tak hanya membolehkan, tapi langsung meminta Wulan menjelaskan pengalaman teknisnya. Setelah Wulan memaparkan penggunaan alat dan prosedur kerja secara rinci, beliau menegaskan,
“Justru ini contoh terbaik. Kamu tidak hanya menulis, tapi benar-benar paham. Di dunia kerja, itu lebih penting dari sekadar kertas.”
Praktik Langsung & Penutupan
Sebagai penutup, peserta diajak langsung membuat atau memperbarui akun LinkedIn mereka. Panitia turut mendampingi mahasiswa yang belum memiliki akun agar dapat mulai membangun profil profesional sejak dini.
Harapan Ke Depan
Dengan berlangsungnya Pulai Series ke-22 ini, Fakultas Kehutanan UNTAN berharap dapat terus memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan penunjang karier. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran teknis, tetapi juga ruang reflektif yang memperkuat kesiapan mahasiswa untuk bersaing di dunia profesional, baik nasional maupun internasional.