Pada tanggal 4 Juli 2025, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (UNTAN) mengadakan rapat dengan Fakultas Perhutanan dan Alam Sekitar Universiti Putra Malaysia (UPM) untuk melanjutkan kerjasama penelitian melalui program Matching Grant. Rapat ini dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting, bertujuan untuk membahas inisiatif riset bersama dengan judul Forest Without Borders Matching Grant Research Initiative for Tropical Forest Sustainability, yang diharapkan dapat dimulai pada tahun 2026.
Pentingnya Penelitian untuk Keberlanjutan Hutan Tropis
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan UNTAN, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., IPU., menekankan bahwa penelitian ini sangat penting mengingat biodiversitas yang sangat unik di kedua wilayah ini, Kalimantan dan Malaysia, serta pentingnya riset lanjutan dalam ekologi dan teknologi kehutanan untuk mengatasi degradasi hutan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. “Harapan kami adalah riset ini dapat membawa solusi yang konkret bagi keberlanjutan hutan tropis,” ujar Dr. Farah.
Kerja sama ini diharapkan bisa memadukan keunggulan-keunggulan dari UPM dan UNTAN, dengan hasil yang diharapkan berupa publikasi yang dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu kehutanan dan lingkungan.
Visi Matching Grant: Menyongsong Pencapaian SDGs
Riset ini juga berkaitan erat dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), dengan tema riset yang mencakup berbagai aspek SDGs, antara lain Good Health and Wellbeing, Clean Water and Sanitation, Affordable and Clean Energy, Climate Action, dan Life on Land. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami isu-isu terkait peatland, mangrove, dan perubahan iklim, yang sangat relevan dengan kondisi ekosistem Kalimantan Barat.
Tiga Kunci Utama dalam Penelitian Matching Grant
Dalam presentasinya, dijelaskan tiga elemen kunci dalam program Matching Grant ini, yaitu share funding, co-ownership of research, dan third-party support. UNTAN dan UPM masing-masing akan menyediakan dana riset sebesar 5.000 Ringgit Malaysia per topik penelitian, dengan tujuan untuk melaksanakan riset secara bersama-sama. Setiap penelitian akan memiliki kepemilikan bersama baik untuk hasil riset maupun publikasinya.
Penelitian yang Berfokus pada Ekosistem Penting di Kalimantan
Salah satu fokus utama dari riset ini adalah pengelolaan keberlanjutan peatland dan mangrove di Kalimantan. Dalam kesempatan ini, dibahas pula potensi penggunaan AI untuk pemantauan kesehatan hutan, GIS untuk pemetaan, serta pengembangan teknologi digital herbaria yang dapat mendukung konservasi dan ketahanan iklim.
Tanggapan dari Pihak UPM: Menjajaki Kerja Sama Lebih Lanjut
Prof. Latifah, dari Fakultas Kehutanan dan Alam Sekitar UPM, memberikan tanggapan positif terkait kolaborasi ini. Dalam sambutannya, beliau menyatakan, “Hari ini adalah pertama kalinya kami mendengar lebih lanjut mengenai rencana dari UNTAN. Terima kasih banyak atas undangan untuk bekerja sama. Meskipun saya tidak mengundang anggota tim dari fakultas kami kali ini, kami akan mendiskusikan lebih lanjut dengan tim di fakultas setelah pertemuan ini.”
Prof. Latifah juga menyarankan untuk memulai dengan kegiatan bersama meskipun MOU belum ditandatangani. “Kita bisa memulai dengan kegiatan dulu untuk memperkuat kolaborasi ini, dan nanti ketika kami siap dengan MOU, setidaknya kami sudah melakukan sesuatu,” tambahnya. Beliau juga bertanya mengenai matching grant dengan UNIMAS, sambil meminta informasi lebih lanjut tentang besaran dana yang biasanya diterima untuk setiap proyek yang dilakukan.
Harapan dan Rencana Lanjutan
Rapat ini juga membuka peluang untuk riset lebih lanjut melalui pengajuan proposal bersama, dengan rencana untuk memperluas kolaborasi ini ke dalam proyek internasional yang lebih besar, termasuk melibatkan dukungan dana dari pihak ketiga seperti pemerintah Indonesia dan Malaysia. Dengan adanya MOU yang diharapkan segera diselesaikan, kerja sama ini akan memperkuat riset dan pengembangan di kedua institusi. Rencananya, kegiatan riset akan dimulai pada tahun 2026 dengan lokasi penelitian yang mencakup kawasan hutan dengan tujuan khusus di Kalimantan Barat, khususnya daerah yang melibatkan peatland dan mangrove, yang selama ini menjadi fokus besar dalam penelitian dan konservasi lingkungan.
Penutupan dan Foto Bersama
Sebagai penutupan, acara ini diakhiri dengan foto bersama secara virtual, yang menjadi simbol komitmen dalam melanjutkan kerja sama yang penuh harapan ini. Semua peserta, termasuk Prof. Latifah dari UPM, berkomitmen untuk terus melanjutkan diskusi dan rencana tindak lanjut yang akan membuahkan hasil dalam kolaborasi riset yang lebih besar di masa depan.