Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura

Sukses Kolaborasi Internasional: Fahutan UNTAN dan Inholland University Hasilkan Inovasi Design Thinking untuk Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan

Prof. Erik Hendriks dari Inholland University saat memimpin sesi Design Thinking untuk pengelolaan lahan gambut.
Prof. Erik Hendriks (Inholland University) memimpin sesi Design Thinking untuk pengelolaan lahan gambut. (Dok. SYLVA MEDIA)

SYLVA MEDIA, PONTIANAK – Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Fahutan UNTAN) sukses menyelenggarakan Workshop Design Thinking for Sustainable Peatland Management. Workshop Desain ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 13 hingga 16 Oktober 2025. Selain itu, Fahutan bekerja sama dengan Inholland University of Applied Sciences, Belanda. Workshop Design Thinking Lahan Gambut UNTAN ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam merancang solusi inovatif berbasis ekosistem gambut berkelanjutan, serta memfasilitasi pertukaran pengalaman lintas budaya.

Kegiatan ini menghadirkan Prof. Erik La Lau dan Prof. Erik Hendriks. Workshop ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual yang komprehensif, namun juga menghasilkan prototipe ide bisnis dan draf panduan praktis. Panduan tersebut berguna untuk pengembangan produk berkelanjutan dari lahan gambut.

Pembukaan Resmi: Tantangan Berpikir Ulang

Workshop dibuka secara resmi oleh Dekan Fahutan UNTAN, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., IPU. Beliau menekankan pentingnya keragaman peserta multidisiplin dari enam Fakultas UNTAN. Terlebih lagi, workshop terhubung daring dengan mahasiswa Inholland University.

“Kami berkumpul di sini tidak hanya dengan mahasiswa UNTAN, tetapi juga terhubung secara daring dengan mahasiswa dari Inholland University. Kalian semua akan berkolaborasi untuk memikirkan bagaimana kita dapat mengembangkan produk dari lahan gambut,” ujar Dr. Farah Diba.

Suasana pembukaan Workshop Design Thinking Lahan Gambut UNTAN, Dekan Dr. Farah Diba menyambut peserta.

Suasana pembukaan Workshop Design Thinking for Sustainable Peatland Management, kolaborasi antara Fahutan UNTAN dan Inholland University. (Dok. SYLVA MEDIA)

Sesi berlanjut dengan Prof. Erik La Lau dan Prof. Erik Hendriks yang memperkenalkan kerangka Design Thinking. Prof. La Lau secara tegas menantang peserta untuk berpartisipasi aktif dan mengubah cara pandang (way of thinking). Sementara itu, Prof. Hendriks menekankan bahwa Design Thinking bertujuan mencari nilai tambah (added value) dari produk gambut. Nilai tambah tersebut bisa dalam bentuk produk olahan, perpanjangan umur simpan, maupun jasa seperti ekowisata.

Kunjungan Langsung ke Lahan Gambut Pontianak

Memasuki hari kedua, mahasiswa mempraktikkan fase Empathize dan Define. Mereka melakukannya melalui Kunjungan Lapangan ke Pertanian Lahan Gambut di Siantan, Kota Pontianak. Mereka melakukan wawancara dengan petani Aloe Vera dan pelaku usaha di lahan gambut. Tujuannya adalah mengidentifikasi tantangan dan faktor keberhasilan secara langsung. Kegiatan ini melatih keterampilan analisis dan observasi mahasiswa. Hasilnya, mahasiswa merumuskan permasalahan yang ditemukan di lapangan. Seluruh temuan ini menjadi basis data penting bagi Workshop Design Thinking Lahan Gambut UNTAN.

Sore harinya, Prof. Erik Hendriks memimpin sesi Diskusi & Sintesis Hasil Pengamatan. Dia membantu mahasiswa mentransformasi temuan lapangan menjadi definisi masalah yang terperinci. Selanjutnya, mereka mulai mengembangkan ide solusi.

Mahasiswa Fahutan UNTAN melakukan wawancara dengan petani Aloe Vera di lahan gambut Siantan.

Mahasiswa Fahutan UNTAN saat wawancara dengan petani Aloe Vera di lahan gambut Siantan sebagai bagian dari fase Empathize. (Dok. SYLVA MEDIA)

Prototyping Ide Bisnis Lintas Benua

Hari ketiga menjadi puncak kreativitas. Mahasiswa melakukan Praktik Prototype. Mereka membuat model awal atau percontohan ide proyek peluang bisnis mereka.

Sesi penting terjadi saat mahasiswa UNTAN melakukan Uji Coba Praktik ide mereka secara daring dengan mahasiswa Inholland University, Belanda. Presentasi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menguji asumsi solusi mereka. Mereka melakukannya di hadapan audiens internasional. Oleh karena itu, ini memfasilitasi pertukaran pengalaman lintas budaya, mengumpulkan umpan balik (Test), dan memperkuat jejaring internasional.

Mahasiswa UNTAN mempresentasikan ide bisnis Design Thinking Lahan Gambut UNTAN secara daring kepada rekan dari Inholland University.

Sesi Prototype Lintas Benua: Mahasiswa Fahutan UNTAN mempresentasikan ide bisnis Design Thinking Lahan Gambut UNTAN secara daring kepada rekan-rekan dari Inholland University. (Dok. SYLVA MEDIA)

Seremonial Penutupan dan Penguatan Jaringan Global

Rangkaian akademik workshop ditutup kembali oleh Dekan Fahutan UNTAN pada hari terakhir. Sebelumnya, acara ini diawali dengan Evaluasi dan Penyusunan Hasil Akhir. Prof. Erik La Lau dan Prof. Erik Hendriks memimpin sesi evaluasi tersebut. Draf Garis Besar Panduan dalam menangani tantangan lahan gambut di masa depan menjadi hasil akhir dari sesi mereka.

Dalam seremonial penutupan, peserta menyampaikan pesan dan kesan mereka selama empat hari kegiatan. Keberhasilan ini menunjukkan workshop berhasil membangun perspektif multidisiplin dan memfasilitasi pertukaran pengalaman lintas budaya. Keberhasilan workshop ini secara nyata telah mengembangkan kemampuan kolaborasi internasional dan memperkuat jejaring Fahutan UNTAN di bidang pengelolaan sumber daya alam.

Baca Juga :

Prof. Erik Hendriks dari Inholland University saat memimpin sesi Design Thinking untuk pengelolaan lahan gambut.
Sukses Kolaborasi Internasional: Fahutan UNTAN dan Inholland University Hasilkan Inovasi Design Thinking untuk Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan
Foto bersama seluruh peserta, Dekan Fahutan UNTAN, Rio Ahmad, dan pimpinan di akhir acara Ramin Series ke-51 EMR Mangrove.
Ramin Series Ke-51: Fahutan UNTAN Hadirkan Praktisi, Mahasiswa Antusias Bedah Isu Resiliensi Mangrove
Profesor Rene Booth Utrecht University dan Dekan Fahutan UNTAN foto bersama.
Perkuat Jejaring Global, Fahutan UNTAN Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Profesor Utrecht University
Foto bersama Dr. Farah Diba, Ir. Erianto, dan 55 siswi SMPIT Al-Fityan dalam acara Keruing Series #2.
Sukses Keruing Series #2: 55 Siswi SMPIT Al-Fityan Jelajahi Keanekaragaman Hayati di Arboretum Sylva Untan
share
Fakultas Kehutanan UNTAN Gelar KERUING Series 1 Bersama Sekolah Islam Muhammad Al-Fatih
PM2309-72
Fakultas Kehutanan UNTAN Lepas Mahasiswa Peserta Magang Berdampak Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026